Minggu, 14 Oktober 2012

pemisahan dan pemurnian


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang zat, termasuk wujudnya, kompisisi, struktur, proses pembentukan, reaksi kimia serta hubungan (pengaruh) antar materi lain. Ilmu merupakan ilmu percobaan dan sebagian pengetahuannya diperoleh dari percobaan dan penelitian di laboratorium. Pada kesempatan kali ini akan dipaparkan suatu bagian dari ilmu kimia yaitu mengenai pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dan pemurnian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran (mixture) dua atau lebih zat dimana dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing dan tidak memiliki susunan yang tetap. Campuran dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran juga dapat dipisahkan berdasarkan sifat-sifat fisiknya, misalnya kelarutannya, titik bekunya, maupun titik didihnya.
Campuran homogen misalnya campuran gas, molekul-molekul zat-zatnya tercampur dan hanya memiliki satu fase (tak ada beda fase antara zat-zat penyusunnya, contohnya pada sirup dan air). Sedangkan dalam campuran heterogen misalnya pada air keruh, air dan minyak, mesin atau logam campuran lainnya dapat sifat dan susunannya yang berbeda (dua fase atau lebih). Dalam ilmu kimia pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: penyaringan, dekantasi, sublimasi, kristalisasi, destilasi dan lain-lain. Percobaan ini merupakan suatu yang penting karena merupakan cabang ilmu kimia, oleh karena itu praktikan diharapkan dapat memanfaatkan percobaan ini dengan sebaik-baiknya. Cara pemisahan itu dapat digolongkan menjadi:
a.              Pemisahan zat padat dari zat cair
b.             Pemisahan zat padat dari zat padat
Dalam ilmu kimia pemisahan dan pemurnian campuran sangat penting dan diperlukan. Dalam praktikum kimia, pemisahan dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu campuran. Pada pekerjaan-pekerjaan di laboratorium banyak melibatkan pemisahan campuran seperti dalam pengolahan minyak bumi dan logam-logam.
Oleh karena itu pada bagian ini juga akan sedikit dibahas tentang pemisahan secara kimia, yaitu kromatografi, sublimasi dan destilasi/ penyulingan. Jadi praktikan diharapkan dapat mengetahui praktikum dan memanfaatkan percobaan ini sebaik-baiknya.

1.2              Tujuan Percobaan
-          Mengetahui berbagai jenis pemisahan dan pemurnian
-          Memahami prinsip pemurnian zat dan campurannya
-          Mengetahui perbedaan campuran homogen dengan heterogen













BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Unsur, senyawa dan campuran itulah yang harus dipahami dalam ilmu kimia. Unsur adalah materi yang tidak dapat diuraikan dengan reaksi kimia menjadi zat yang lebih sederhana, contohnya hidrogen, oksigen, besi, tembaga dan sebagainya sampai saat ini telah diketahui dari 100 unsur dan diharapkan akan ditemukan lagi unsur baru dimasa mendatang. Senyawa adalah materi yang dibentuk dari dua unsur atau lebih dengan perbandingan tertentu, jadi senyawa masih dapat diuraikan menjadi unsur pembentuknya. Contoh air terbentuk dari oksigen dan hidrogen dengan perbandingan massa 8 dan 1 artinya 89 oksigen bergabung dengan 19 hidrogen menjadi 99 air atau 199 oksigen dengan 29 hidrogen menjadi 189 air unsur dan senyawa tersebut zat tunggal karena pertikel kecilnya satu macam. Berbeda dengan unsur dan senyawa tersebut zat tunggal karena partikel terkecil satu macam. Berbeda dengan unsur dan senyawa. Campuran adalah dua zat tunggal atau lebih dengan perbandingan sembarang contohnya campuran antara unsure nitrogen dan oksigen, antara besi dan belerang perbandingan kedua unsur boleh 1:2, 3:7, 2:1 dsb. Jika membentuk senyawa, perbandingan dua unsur harus tertentu. Contohnya nitrogen dioksida mengandung nitrogen dan oksigen dengan perbandingan 7 dan 16 dalam senyawa besi sulfid perbandingan massa besi dan belerang harus 7 dan 4. tidak boleh lain. Campuran dapat terjadi antara senyawa. Contoh air dengan alkohol antara unsur dengan senyawa, contohnya nitrogen dengan uap air. Campuran dibagi menjadi dua yaitu campuran homogen dan heterogen, campuran homogen adalah gabungan dua zat tunggal atau lebih yang sama partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Satu fase adalah zat yang sifat dan komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya. Sebagai contoh gula dengan air. Rasa manis air gula disemua bagian bejana sama baik diatas dibawah maupun dipinggirnya. Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama diberbagai bagian bejana contohnya, campuran air dan dengan minyak kelapa pada mulanya kedua zat tidak bercampur, lalu setelah dikocok dengan kuat minyak menyebar dialam berupa gelembung-gelembung kecil    

Can: minyak
air






 A                                                B
Can:            




                                         
 





Gambar 1.1 Air dan minyak (a) tidak bercampur dan (b) bercampur dengan heterogen pada gelombang hanya terdapat minyak, sedangkan lainnya adalah air. Jadi minyak tidak menyebar merata seperti gula dan air. Dengan kata lain dalam campuran heterogen masih ada bidang batas antara kedua komponen atau mengandung lebih dari satu fase. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, materi dapat dibagi atas zat murni (tunggal) dan campuran (majemuk). Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa. Senyawa terbentuk dari dua unsur atau lebih dengan komposisi sembarang. Campuran dapat diubah menjadi zat murni atau sebaliknya, zat murni dapat digabung menjadi campuran. Kedua proses ini termaksud pristiwa fisika, demikian juga dengan beberapa unsur dapat bersatu membentuk senyawa dan sebaliknya senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-unsurnya. Peristiwa ini tersebut peristiwa kimia 







 






                                                                                    perubahan
                                                                                    kimia
                                             gambar 1.2 Klasifikasi materi
    setiap zat murni baik unsur maupun senyawa, terbentuk dari partikel kecil yang sama ukuran dan massanya partikel suatu unsur disebut atom, dan partikel senyawa adalah molekul contohnya besi berdiri dari atom-atom besi dan air sebagai senyawaterdiri dari molekul air.
               A                                                                  B
 





Gambar 1.3 partikel materi (a) atom besi dan B molekul air
Sebagai bukti bahwa materi (a) atom besi dan (b) molekul air tekecil dapat dilihat  pada percobaan berikut, jika sendok gula di masukan kedalam segelas air, tak lama kemudian gula melarut dan tidak kelihatan gula tidak hilang tetapi terpecah menjadi partikel terkecil dam menyebar merata keseluruh air, buktinya semua air menjadi manis. Bila minyak wangi di teteskan di telapak tangan. Tak lama kemudian hilang karena telah terurai menjadi partikel kecilnya dan terbang kesegala penjuru sehingga ruangan menjadi wangi(Syukri,1999)

Pemisahan campuran, kebanyakan materi yang terdapat dibumi ini tidak murni, tetapi berupa campuran dari berbagai komponen contohnya : tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair atau gas. Udara yang kita hirup sehari-hari mengandung bermacam unsur seperti, oksigen, nitrogen, uap, dan air dan sebagainya demikian juga air yang kita pakai sehai-hari bukanlah air minum, melainkan mengandung zat-zat lain didalam bentuk gas, cair atau padat. Untuk memperoleh hasil murni kita harus memisahkan dari campurannya. Sebagai untuk mendapatkan air suling (aquades) kita harus menyulingnya dari air sumur/sungai untuk memperoleh minyak goreng kita harus memisahkan dari buah kelapa atau biji jagung. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisik tidak merubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih dihasilkan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan disini yang akan dibahas disini adalah pemisahan secara fisika cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis wujud atau sifat komponen, yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujut padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam. Mulai dari porinya yang besar sampai sangat halus. Contohnya dengan kertas saring dan selaput permiable kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut serta memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. Campuran homogen, seperti alkohol dalam air tidak dapat dipisahkan dengan saringan. Karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring dan selaput semi permiable campuran itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu destilasi rekristalisasi,ekstraksi, dan kromatografi suatu zat yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai struktur Kristal yang berkembang biak disebut amotf ( tanpa bentuk).
Destilasi, dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih antara dua cairan atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat. Kita dapat menguapkan dan menggembungkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengembunan terjadi dengan menggalirkan uap ke tabung pendingin contohnya memisahkan campuran air dan alcohol.
Gambar 1.3 Destilasi air dan alkohol
Titik didih air dan alkohol masing-masing 1000C dan 780C. jika campuran dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar 78 0C maka alkohol akan menguap, sedikit demi sedikit uap itu mengembun dalam pendingin dan pada akhirnya didapat larutan alkohol murni bila dicampur mengandung komponen lebih dari dua, maka pengembunan dan penguapan dilakukan secara bertahap sesuai dengan jumlah komponen itu, dimulai dari titik didih yang paling rendah. Akan tetapi pemisahan campuran sulit dan bisanya hasil yang dapat sedikit tercampur komponen lain yang titik didihnya berdekatan.
Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan datar. Karena zat banyak padat seperti garam, kuarsa dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang  jelas simetris, telah lama para ilmuan menduga bahwa atom, ion apapun molekul zat padat ini juga tersusun simetris. Teknik pemisahan dengan kristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku komponen. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam secara perlahan dipanaskan dalam bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit pemanasan dihentikan saat larutan jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan, setelah pengkristalan sempurna, garam dapat dipisahkann dengan menyaring perbedaan itu karena cukup besar, dan sebaliknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar ( keenean,1999)
       Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH berair. NaCL nyaris tak dapat larut dalam alkohol, tetapi larut dalam air sambil menyedot panas, perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal; suatu garam yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-larutan berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator semisal lakmus. Garam rangkap; garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu. Misalnya: FeSO4(NH4)2SO4.6H2O dan K2SO4Al2(SO4)3.24H2O. Dalam larutan, garam ini merupakan campuran rupa-rupa ion sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan (Arsyad, 2001).
Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian besar pada struktur morfologi endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran kristalnya. Semakin besar kristal-kristal yang terbentuk selama berlangsungnya pengendapan, makin mudah mereka dapat disaring dan mungkin sekali (meski tak harus) makin cepat kristal-kristal itu akan turun keluar dari larutan, yang lagi-lagi akan membantu penyaringan. Bentuk kristal juga penting. Struktur yang sederhana seperti kubus, oktahedron, atau jarum-jarum, sangat menguntungkan, karena mudah dicuci setelah disaring. Kristal dengan struktur yang lebih kompleks, yang mengandung lekuk-lekuk dan lubang-lubang, akan menahan cairan induk (mother liquid), bahkan setelah dicuci dengan seksama. Dengan endapan yang terdiri dari kristal-kristal demikian, pemisahan kuantitatif lebih kecil kemungkinannya bisa tercapai (Svehla, 1979).
Ekstraksi, pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan pelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Campuran komponen(misalkan A dan B) dimasukan kedalam pelarut X dan Y syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur seperti air dan minyak. Semuanya dimasukkan kedalam corong pisah dan dikocok agar bercampur semua dan kemudian didiamkan sampai larutnya X dan Y memisah kembali kini zat A dan B. Berada dalam X dan Y. tetapi perbandingannya sama. Kedua pelarut dapat dipisahkan dengan membuka keran corong pemisah perlahan-lahan dan di tamping didalam bejana
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berbagai wujud, baik padat, cair dan gas. Dasar kromatografi adalah perbedaan daya serap suatu zat dengan zat lainnya. (Syukri s. 1999).

 



















BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1       Alat dan Bahan
            3.1.1    Alat-alat
                        -           Sendok
                        -           Gelas kimia 100 mL
                        -           Corong gelas
                        -           Tabung reaksi
                        -           Corong pisah
                        -           Cawan penguap
                        -           Batang pengaduk
                        -           Pipet tetes
                        -           Enlemeyer
                        -           Hot plate
                        -           Neraca analitik
                        -           Gelas ukur
            3.1.2    Bahan-bahan
                        -           Garam dapur
                        -           Kapur tulis
                        -           Pasir
                        -           Naftalena (Kapur barus)
                        -           Minyak goreng
                        -           CuSO4.5H2O
                        -           Norit
                        -           Sirup
                        -           Aquades
                        -           Kertas saring
3.2       Prosedur Percobaan
            3.2.1    Dekantasi
-   Dimasukkan satu sendok pasir ke dalam gelas kimia yang telah diisi air sebelumnya
-   Diaduk air dan pasir tersebut
-   Dibiarkan mengendap pasir tersebut
-   Dituang air yang berada di bagian atas
            3.2.2    Filtasi (Penyaringan)
-   Digerus kapur tulis hingga menjadi bubuk
-   Dimasukkan bubuk kapur tulis tersebut ke dalam gelas kimia
-   Dituangkan air secukupnya ke dalam gelas kimia
-   Diaduk agar tercampur antara kapur tulis dan air
-   Disiapkan corong kaca dan kertas saring
-   Dilakukan penyaringn dengan kertas saring tersebut
            3.2.3    Penguapan
-   Dimasukkan satu sendok CuSO4.5H2O ke dalam 10 mL air pada tabung reaksi
-   Diuapkan larutan tersebut, digunakan hot plate untuk penguapan tersebut
-   Dibiarkan hingga volumenya menjadi 5 mL
-   Didingankan campuran tersebut
            3.2.4    Sublimasi
-   Digerus naftalena (kapur barus) hingga menjadi bubuk
-   Dimasukkan satu sendok naftalena (kapur barus) dan sedikit garam ke dalam cawan penguap
-   Ditutup cawan penguap dengan kertas saring
-   Dilubangi kecil-kecil kertas saring yang digunakan sebagai penutup tersebut
-   Ditutupkan lagi dengan corong kaca cawan penguap tersebut
-   Disumbat leher corong kaca dengan kertas

            3.2.5    Ekstraksi
-   Dimasukkan air dan minyak goreng ke dalam corong pisah
-   Dikocok air dan minyak goreng tersebut
-   Dibiarkan campuran tersebut hingga campurannya (kedua cairan) tersebut memisah
-   Dipisahkan lapisan bawah dan lapisan atas
-   Dibuka keran penutup corong pisah agar lapisan bawah terbuang
            3.2.6    Adsorpsi
-   Digerus norit hingga menjadi bubuk
-   Dimasukkan satu sendok norit ke dalam kertas saring
-   Dituangkan sirup di atas kertas saring tersebut
-   Dibiarkan sirup tertampung di dalam gelas kimia
            3.2.7    Rekristalisasi
-   Dilarutkan satu sendok garam dapur ke dalam 50 mL air
-   Diaduk campuran tersebut
-   Diuapkan larutan tersebut dengan hot plate










BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1     Hasil Pengamatan
          Tabel Pengamatan
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
Dekantasi
a.    Dimasukkan satu sendok pasir ke dalam gelas kimia yang telah diisi air
b.    Pasir dibiarkan mengendap
c.    Cairan yang ada di bagian atasnya di tuang
d.   Diamati kejernihan air yang telah di tuang

-       Air dan pasir tidak menyapu (menjadi campuran heterogen)
-       Pasir mengendap ke bagian bawah
-       Air menjadi murni dan jernih kembali
2
Filtrasi (Penyaringan)
a.    Kapur tulis digerus hingga menjadi bubuk
b.    Dimasukkan bubuk kapur tulis ke dalam gelas kimia yang telah diisi air, kemudian diaduk
c.    Disaring dengan menggunakan kertas saring
d.   Diamati kejernihan filtratnya (air setelah disaring)

-       Air menyatu dengan kapur tulis, air menjadi putih keruh
-       Kapur tulis tertahan dikertas saring, karena pori-pori kertas saring sangat kecil dan hanya dapat ditembus oleh air
-       Air menjadi murni dan jernih kembali
3
Penguapan
a.    Dilarutkan satu sendok CuSO4.5H2O ke dalam 10 mL air
b.    Diuapkan hingga volumenya menjadi 5 mL dan digunakan hot plate untuk penguapan tersebut
c.    Didinginkan larutan tersebut
d.   Diamati warna kristal CuSO4.5H2O

-        Airnya menguap, kandungan air dalam CuSO4.5H2O pun ikut menguap
-        CuSO4.5H2O kembali menjadi kristal (CuSO4)
-        Warna kristal menjadi lebih muda, karena kandungan airnya menguap
4
Sublimasi
a.    Dimasukkan satu sendok naftalena (kapur tulis) dan sedikit garam ke dalam cawan penguap
b.    Cawan penguap ditutup dengan kertas saring yang telah di lubangi kecil-kecil
c.    Ditutup lagi cawan penguap tersebut dengan corong kaca dengan posisi terbalik
d.   Leher corong kaca disumbat lalu diuapkan dengan menggunakan hot plate
e.    Diamati kristal-kristal yang telah menempel pada corong kaca

-       Naftalena (kapur barus) menyublim terlebih dahulu (tingkat menyublim pada naftalena / kapur barus lebih tinggi daripada garam)
-       Garam masih tertinggal pada cawan penguap
-       Naftalena (kapur barus) yang menyublim menempel pada corong kaca
5
Ekstraksi
a.    Air dan minyak goreng dimasukkan ke dalam corong pisah, lalu dikocok
b.    Setelah dikocok, dibiarkan air dan minyak goreng terpisah
c.    Dibuka keran corong pisah untuk mengeluarkan air yang berada di bawah

-       Dengan memanfaatkan sifat kepolaran dari masing-masing zat dalam hal ini air dan minyak goreng, maka air yang bersifat polar dan minyak goreng yang bersifat non polar akan terpisah, meskipun pada awalnya bercampur
6
Adsorpsi
a.    Digerus norit hingga menjadi bubuk / serbuk
b.    Sediakan sirup
c.    Diberikan norit pada kertas saring sebanyak satu sendok
d.   Tuang sirup ke kertas saring, lalu lihatlah perubahan warna yang terjadi pada filtrat

-       Norit merupakan adsorben
-       Norit menyerapwarna sirup
-       Warna sirup menjadi lebih muda / terang dari sebelumnya karena norit menjerap warna yang ada pada sirup


7
Rekristalisasi
a.    Diambil satu sendok garam dapur dan dilarutkan dalam 50 mL air, kemudian diaduk
b.    Uapkan larutan tersebut dengan menggunakan hot plate
c.    Amati kristal yang terbentuk dan menempel pada gelas kimia

-        Air dan garam menjadi campuran homogen
-        Air menguap dan garam tertinggal di gelas kimia
-        Garam menjadi kristal kembali dan menempel pada gelas kimia









4.2     Pembahasan
Proses pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya untuk memisahkan campuran heterogen antara pasir dan air dilakukan dengan cara dekantasi yaitu dengan membiarkan pasir mengendap dibawah dan diperoleh kembali air yang murni dan jernih. Memisahkan bubuk kapur tulis yang telah tercampur dengan air dapat dilakukan dengan menuangkan campuran tersebut ke kertas saring, maka bubuk kapur tulis dan air akan terpisah kembali antara bubuk kapur tulis dengan air. Diperoleh kristal CuSO4 kembali dari proses penguapan dari campuran satu sendok CuSO4.5H2O dengan 10 mL air. Pada proses sublimasi, naftalena dan garam yang telah tercampur akan terpisah kembali, karena naftalena dapat menyublim dengan cepat dan menempel pada corong kaca, sedangkan garam tertinggal di cawan penguap. Dengan memanfaatkan sifat kepolaran dari air dan minyak goreng, air yang bersifat polar dan minyak goreng bersifat non polar akan terpisah, meskipun pada awalnya bercampur. Norit yang merupakan adsorben akan menjerap warna yang ada pada sirup, sirup yang pada awalnya berwarna kuning pekat akan menjadi lebih muda. Diperoleh kristal garam dapur kembali dari campuran homogen air dan garam dapur, dengan proses rekristalisasi yaitu menguapkan campuran tersebut di atas hot plate.
Pemisahan dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu campuran. Pemisahan dan pemurnian suatu zat yang telah tercampur dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a.              Dekantasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara langsung. Prinsip kerja dekantasi yaitu dilakukan karena perbedaan partikel, massa dan wujudnya yang cukup besar. Zat / partikel pasir berada pada dasar beker gelas, hal ini terjadi karena massa jenis pasir lebih besar dari massa jenis air.
b.             Filtrasi, yaitu pembersihan partikel-partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan atau septem, yang diatasnya padatan akan terendapkan. Prinsip kerjanya yaitu, pemisahan zat dari campurannya melalui penyaringan yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat yang bercampur dimana ukuran partikel zat-zat yang bercampur dimana ukuran partikel lebih kecil dari lubang penyaring akan melewati proses penyaringan sedangkan ukuran partikel yang lebih besar akan tertahan.
c.              Penguapan, yaitu proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Prinsip kerjanya didasarkan pada salah satu zat yang bercampur pada keadaan lewat jenuh, serta perbedaan titik didih zat tersebut.
d.             Sublimasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang mudah menyublim dengan cara penyubliman melalui pemanasan. Salah satu zat dapat menyublim sedangkan yang lainnya tidak ikut menyublim karena memiliki perbedaan titik leleh merupakan prinsip kerja sublimasi, hal inilah yang terjadi pada campuran naftalena (kapur barus) dan garam yang dipanaskan, dimana naftalena lebih cepat menguap dibandingkan garam karena titik leleh naftalena lebih rendah dari garam.
e.              Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda.
f.              Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya.
g.             Rekristralisasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara mengkristalkan komponen tercampu dengan cara dipanaskan kemudian didinginkan. Rekristalisasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut.
Campuran adalah gabungan dua atau lebih zat tunggal yang idak saling bereaksi dan masing-masing komponen masih memiliki dan mempertahankan sifat-sifat asalnya.
Campuran meliputi:
1.             Larutan, yaitu campuran yang bersifat homogen. Misalnya: larutan gula, larutan cuka, larutan garam, dan lain-lain. Campuran homogen adalah campuran campuran yang dimana semua bagian campuran memiliki susunan yang sama dan seragam sehingga sulit untuk dibedakan. Campuran homogen juga disebut larutan.
2.             Suspensi, yaitu campuran yang bersifat heterogen. Campuran heterogen merupakan campuran yang penyusunnya tidak seragam atau tidak sama sehingga masih bisa dibedakan. Misalnya: campuran tanah dengan batu kerikil.
3.             Dispersi koloid, yaitu campuran yang bersifat antara homogen dan heterogen. Misalnya: susu, asap, kabut dan lain-lain.
Secara umum, “Like Dissolves Like” menerangkan tentang prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar akan larut pada pelarut polar dan suatu zat non polar pun akan larut pada pelarut yang non polar. Contoh pada proses ekstraksi, air yang bersifat polar dan minyak yang bersifat non polar tak akan bisa bersatu karena perbedaan sifat kepolarannnya.
Text Box: H – O – HAir (H2O) memiliki struktur sebagai berikut.



Naftalena (kapur barus) memiliki struktur sebagai berikut.


Minyak goreng memiliki struktur sebagai berikut.
Rounded Rectangle: O
||
CH2– O – C – (CH2)7– CH = CH – (CH2)7– CH3

O
||
CH – O – C – (CH2)7– CH = CH – (CH2)7– CH3

O
||
CH2– O – C – (CH2)7– CH = CH – (CH2)7– CH3
Pada metode pemisahan dan pemurnian kita mengenal istilah adsorpsi, adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbsi) pada permukaannya saja. Contohnya pada percobaan yang telah dilakukan, norit sebagai adsorben menjerap warna sirup yang dituangkan, digunakan pula untuk menjerap zat-zat beracun (misalnya logam berat) dan zat-zat yang mahal untuk di recycle.
Sedangkan absorpsi atau penyerapan dalam kimia adalah suatu fenomena fisik atau kimiawi atau suatu proses sewaktu atom, molekul atau ion memasuki suatu fase limbak (bulk) lain yang bisa berupa gas, cairan ataupun padatan. Proses ini berbeda dengan adsorpsi karena pengikatan molekul dilakukan melalui volume dan bukan permukaan. Contohnya formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses absorpsi, pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2) dan absorpsi obat.
Proses pemisahan dan pemurnian ini seringkali kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk memisahkan garam dari larutannya kita dapat melakukan dengan melalui proses rekristalisasi, pada industri belerang juga memanfaatkan proses rekristalisasi dengan cara pendinginan. Norit yang berfungsi sebagai adsorben dapat membantu kita bila terserang diare untuk menjerap racun-racun yang menganggu proses pencernaan. Dalam industri pengolahan parfum memanfaatkan proses ekstraksi. Untuk memisahkan pasir dan air (sungai) memanfaatkan metode dekantasi. Untuk memisahkan kapur tulis yang tercampur dengan air dapat dilakukan dengan proses filtrasi (penyaringan).
Fungsi perlakuan:
-                 Digerus untuk memperoleh bahan dalam bentuk serbuk atau bubuk.
-                 Diaduk agar campuran antara satu zat dengan zat lain tercampur.
-                 Dituang agar zat yang berada di bagian bawah dapat terpisah.
-                 Disaring agar terpisah antara zat pelarut dan zat terlarutnya.
-                 Didinginkan agar terpisah antara pelarut dan zat terlarutnya.
-                 Diuapkan untuk melihat zat mana yang dapat menguap dan tidak dapat menguap.
-                 Dikocok agar antar zat dapat tercampur.
-                 Dilubangi agar zat yang menguap dapat melewati kertas.
-                 Disumbat agar zat yang menguap tidak keluar dari corong gelas.
-                 Dibiarkan untuk melihat proses pemisahannya.
Faktor kesalahan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: kesalahan akibat dari perlakuan yang dilakukan tidak terurut, misalnya bahan yang seharusnya digerus terlebih dahulu ternyata tidak digerus.





















BAB 5
PENUTUP

5.1     Kesimpulan
-        Pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan cara dekantasi, filtrasi, adsorpsi, kristalisasi, sublimasi dan ekstraksi pelarut.
-        Prinsip pemisahan dan pemurnian didasarkan pada perbedaan massa jenis, titik didih, ukuran partikel dan kelarutan dari masing zat, baik zat pelarut maupun zat terlarut.
-        Campuran homogen merupakan campuran yang tidak dapat dibedakan antara zat-zat yang bercampur didalamnya seluruh bagian campuran homogen memiliki sifat sama, sedangkan campuran heterogen merupakan campuran yang mengandung zat-zat yang tidak dapat bercampur dengan zat lain secara sempurna sehingga masih dapat dikenali atau diketahui perbedaan sifat-sifat partikel dari zat yang bercampur tersebut seperti bentuk dan warna

5.2     Saran
-        Diharapkan pada percobaan selanjutnya, digunakan teknik pemisahan dan pemurnian dengan cara kromotografi destilasi.








DAFTAR PUSTAKA
 Arsyad, M. Natsir, 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah,
                Jakarta: Gramedia,
        
Keenan, Charles W. dkk., 1992, Kimia Untuk Universitas Jilid 2,
                Jakarta : Erlangga.
     
 Svehla, 1979, Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan                      
                Semimikro, Jakarta : PT Kalman Media Pusaka
      
 S., Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Penerbit ITB

 S., Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: Penerbit ITB






1 komentar:

  1. How to Make Money Using the BetMGM Casino in 2021
    If you febcasino are looking to make money by playing on a casino, 바카라 사이트 you will need หารายได้เสริม to know how to bet on the sportsbook. The process involves a few clicks, which is

    BalasHapus