BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kimia merupakan ilmu yang
mempelajari tentang zat, termasuk wujudnya, kompisisi, struktur, proses
pembentukan, reaksi kimia serta hubungan (pengaruh) antar materi lain. Ilmu
merupakan ilmu percobaan dan sebagian pengetahuannya diperoleh dari percobaan
dan penelitian di laboratorium. Pada kesempatan kali ini akan dipaparkan suatu
bagian dari ilmu kimia yaitu mengenai pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dan
pemurnian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat
yang telah tercemar atau tercampur. Campuran (mixture) dua atau lebih zat
dimana dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya
masing-masing dan tidak memiliki susunan yang tetap. Campuran dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) bagian yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran
juga dapat dipisahkan berdasarkan sifat-sifat fisiknya, misalnya kelarutannya,
titik bekunya, maupun titik didihnya.
Campuran homogen misalnya campuran
gas, molekul-molekul zat-zatnya tercampur dan hanya memiliki satu fase (tak ada
beda fase antara zat-zat penyusunnya, contohnya pada sirup dan air). Sedangkan
dalam campuran heterogen misalnya pada air keruh, air dan minyak, mesin atau
logam campuran lainnya dapat sifat dan susunannya yang berbeda (dua fase atau
lebih). Dalam ilmu kimia pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya: penyaringan, dekantasi, sublimasi, kristalisasi,
destilasi dan lain-lain. Percobaan ini merupakan suatu yang penting karena
merupakan cabang ilmu kimia, oleh karena itu praktikan diharapkan dapat
memanfaatkan percobaan ini dengan sebaik-baiknya. Cara pemisahan itu dapat
digolongkan menjadi:
a.
Pemisahan zat padat
dari zat cair
b.
Pemisahan zat padat
dari zat padat
Dalam
ilmu kimia pemisahan dan pemurnian campuran sangat penting dan diperlukan.
Dalam praktikum kimia, pemisahan dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat
murni dari suatu campuran. Pada pekerjaan-pekerjaan di laboratorium banyak
melibatkan pemisahan campuran seperti dalam pengolahan minyak bumi dan
logam-logam.
Oleh
karena itu pada bagian ini juga akan sedikit dibahas tentang pemisahan secara
kimia, yaitu kromatografi, sublimasi dan destilasi/ penyulingan. Jadi praktikan
diharapkan dapat mengetahui praktikum dan memanfaatkan percobaan ini
sebaik-baiknya.
1.2
Tujuan
Percobaan
-
Mengetahui berbagai
jenis pemisahan dan pemurnian
-
Memahami prinsip
pemurnian zat dan campurannya
-
Mengetahui perbedaan
campuran homogen dengan heterogen
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Unsur, senyawa
dan campuran itulah yang harus dipahami dalam ilmu kimia. Unsur adalah materi
yang tidak dapat diuraikan dengan reaksi kimia menjadi zat yang lebih
sederhana, contohnya hidrogen, oksigen, besi, tembaga dan sebagainya sampai
saat ini telah diketahui dari 100 unsur dan diharapkan akan ditemukan lagi
unsur baru dimasa mendatang. Senyawa adalah materi yang dibentuk dari dua unsur
atau lebih dengan perbandingan tertentu, jadi senyawa masih dapat diuraikan
menjadi unsur pembentuknya. Contoh air terbentuk dari oksigen dan hidrogen
dengan perbandingan massa 8 dan 1 artinya 89 oksigen bergabung dengan 19
hidrogen menjadi 99 air atau 199 oksigen dengan 29 hidrogen menjadi 189 air
unsur dan senyawa tersebut zat tunggal karena pertikel kecilnya satu macam.
Berbeda dengan unsur dan senyawa tersebut zat tunggal karena partikel terkecil
satu macam. Berbeda dengan unsur dan senyawa. Campuran adalah dua zat tunggal
atau lebih dengan perbandingan sembarang contohnya campuran antara unsure
nitrogen dan oksigen, antara besi dan belerang perbandingan kedua unsur boleh
1:2, 3:7, 2:1 dsb. Jika membentuk senyawa, perbandingan dua unsur harus
tertentu. Contohnya nitrogen dioksida mengandung nitrogen dan oksigen dengan
perbandingan 7 dan 16 dalam senyawa besi sulfid perbandingan massa besi dan
belerang harus 7 dan 4. tidak boleh lain. Campuran dapat terjadi antara
senyawa. Contoh air dengan alkohol antara unsur dengan senyawa, contohnya
nitrogen dengan uap air. Campuran dibagi menjadi dua yaitu campuran homogen dan
heterogen, campuran homogen adalah gabungan dua zat tunggal atau lebih yang
sama partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Satu fase adalah
zat yang sifat dan komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain
didekatnya. Sebagai contoh gula dengan air. Rasa manis air gula disemua bagian
bejana sama baik diatas dibawah maupun dipinggirnya. Campuran heterogen adalah
penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga
perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama diberbagai bagian
bejana contohnya, campuran air dan dengan minyak kelapa pada mulanya kedua zat
tidak bercampur, lalu setelah dikocok dengan kuat minyak menyebar dialam berupa
gelembung-gelembung kecil


![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
Gambar 1.1 Air
dan minyak (a) tidak bercampur dan (b) bercampur dengan heterogen pada
gelombang hanya terdapat minyak, sedangkan lainnya adalah air. Jadi minyak
tidak menyebar merata seperti gula dan air. Dengan kata lain dalam campuran
heterogen masih ada bidang batas antara kedua komponen atau mengandung lebih
dari satu fase. Secara umum dapat disimpulkan bahwa, materi dapat dibagi atas
zat murni (tunggal) dan campuran (majemuk). Zat murni ada dua yaitu unsur dan
senyawa. Senyawa terbentuk dari dua unsur atau lebih dengan komposisi
sembarang. Campuran dapat diubah menjadi zat murni atau sebaliknya, zat murni
dapat digabung menjadi campuran. Kedua proses ini termaksud pristiwa fisika,
demikian juga dengan beberapa unsur dapat bersatu membentuk senyawa dan
sebaliknya senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-unsurnya. Peristiwa ini
tersebut peristiwa kimia


kimia
gambar
1.2 Klasifikasi materi
setiap zat murni baik unsur maupun senyawa,
terbentuk dari partikel kecil yang sama ukuran dan massanya partikel suatu
unsur disebut atom, dan partikel senyawa adalah molekul contohnya besi berdiri
dari atom-atom besi dan air sebagai senyawaterdiri dari molekul air.
A B
![]() |
![]() |
Gambar 1.3
partikel materi (a) atom besi dan B molekul air
Sebagai
bukti bahwa materi (a) atom besi dan (b) molekul air tekecil dapat dilihat pada percobaan berikut, jika sendok gula di
masukan kedalam segelas air, tak lama kemudian gula melarut dan tidak kelihatan
gula tidak hilang tetapi terpecah menjadi partikel terkecil dam menyebar merata
keseluruh air, buktinya semua air menjadi manis. Bila minyak wangi di teteskan
di telapak tangan. Tak lama kemudian hilang karena telah terurai menjadi
partikel kecilnya dan terbang kesegala penjuru sehingga ruangan menjadi wangi(Syukri,1999)
Pemisahan
campuran, kebanyakan materi yang terdapat dibumi ini tidak murni, tetapi berupa
campuran dari berbagai komponen contohnya : tanah terdiri dari berbagai senyawa
dan unsur baik dalam wujud padat, cair atau gas. Udara yang kita hirup
sehari-hari mengandung bermacam unsur seperti, oksigen, nitrogen, uap, dan air
dan sebagainya demikian juga air yang kita pakai sehai-hari bukanlah air minum,
melainkan mengandung zat-zat lain didalam bentuk gas, cair atau padat. Untuk
memperoleh hasil murni kita harus memisahkan dari campurannya. Sebagai untuk
mendapatkan air suling (aquades) kita harus menyulingnya dari air sumur/sungai
untuk memperoleh minyak goreng kita harus memisahkan dari buah kelapa atau biji
jagung. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia.
Pemisahan secara fisik tidak merubah zat selama pemisahan, sedangkan secara
kimia, satu komponen atau lebih dihasilkan dengan zat lain sehingga dapat
dipisahkan disini yang akan dibahas disini adalah pemisahan secara fisika cara
atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis wujud atau sifat komponen,
yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujut padat dan cair, misalnya
pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam. Mulai
dari porinya yang besar sampai sangat halus. Contohnya dengan kertas saring dan
selaput permiable kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan
dari pelarut serta memisahkan suatu koloid dari pelarutnya. Campuran homogen,
seperti alkohol dalam air tidak dapat dipisahkan dengan saringan. Karena
partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring dan selaput semi permiable
campuran itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu destilasi
rekristalisasi,ekstraksi, dan kromatografi suatu zat yang tampil sebagai zat
padat, tetapi tidak mempunyai struktur Kristal yang berkembang biak disebut
amotf ( tanpa bentuk).
Destilasi,
dasar pemisahan dengan destilasi adalah perbedaan titik didih antara dua cairan
atau lebih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat. Kita dapat
menguapkan dan menggembungkan komponen demi komponen secara bertahap.
Pengembunan terjadi dengan menggalirkan uap ke tabung pendingin contohnya
memisahkan campuran air dan alcohol.

Gambar
1.3 Destilasi air dan alkohol
Titik didih air
dan alkohol masing-masing 1000C dan 780C. jika campuran
dipanaskan (dalam labu destilasi) dan suhu diatur sekitar 78 0C maka
alkohol akan menguap, sedikit demi sedikit uap itu mengembun dalam pendingin
dan pada akhirnya didapat larutan alkohol murni bila dicampur mengandung
komponen lebih dari dua, maka pengembunan dan penguapan dilakukan secara
bertahap sesuai dengan jumlah komponen itu, dimulai dari titik didih yang
paling rendah. Akan tetapi pemisahan campuran sulit dan bisanya hasil yang
dapat sedikit tercampur komponen lain yang titik didihnya berdekatan.
Kristal
adalah benda padat yang mempunyai permukaan datar. Karena zat banyak padat
seperti garam, kuarsa dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuan
menduga bahwa atom, ion apapun molekul zat padat ini juga tersusun simetris.
Teknik pemisahan dengan kristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku komponen.
Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air
garam secara perlahan dipanaskan dalam bejana terbuka, maka air akan menguap
sedikit demi sedikit pemanasan dihentikan saat larutan jenuh. Jika dibiarkan
akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan, setelah pengkristalan
sempurna, garam dapat dipisahkann dengan menyaring perbedaan itu karena cukup
besar, dan sebaliknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang
lainnya cair pada suhu kamar ( keenean,1999)
Garam dapur atau natrium klorida atau
NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan
memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH berair. NaCL
nyaris tak dapat larut dalam alkohol, tetapi larut dalam air sambil menyedot
panas, perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal; suatu
garam yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur.
Larutan-larutan berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator
semisal lakmus. Garam rangkap; garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari
larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu.
Misalnya: FeSO4(NH4)2SO4.6H2O dan K2SO4Al2(SO4)3.24H2O. Dalam larutan, garam ini merupakan campuran rupa-rupa ion
sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan
garam kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan (Arsyad, 2001).
Kemudahan suatu endapan
dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian besar pada struktur morfologi
endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran kristalnya. Semakin besar
kristal-kristal yang terbentuk selama berlangsungnya pengendapan, makin mudah
mereka dapat disaring dan mungkin sekali (meski tak harus) makin cepat
kristal-kristal itu akan turun keluar dari larutan, yang lagi-lagi akan
membantu penyaringan. Bentuk kristal juga penting. Struktur yang sederhana
seperti kubus, oktahedron, atau jarum-jarum, sangat menguntungkan, karena mudah
dicuci setelah disaring. Kristal dengan struktur yang lebih kompleks, yang
mengandung lekuk-lekuk dan lubang-lubang, akan menahan cairan induk (mother
liquid), bahkan setelah dicuci dengan seksama. Dengan endapan yang terdiri dari
kristal-kristal demikian, pemisahan kuantitatif lebih kecil kemungkinannya bisa
tercapai (Svehla, 1979).
Ekstraksi, pemisahan
campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan pelarutan komponen dalam
pelarut yang berbeda. Campuran komponen(misalkan A dan B) dimasukan kedalam
pelarut X dan Y syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat bercampur seperti air
dan minyak. Semuanya dimasukkan kedalam corong pisah dan dikocok agar bercampur
semua dan kemudian didiamkan sampai larutnya X dan Y memisah kembali kini zat A
dan B. Berada dalam X dan Y. tetapi perbandingannya sama. Kedua pelarut dapat
dipisahkan dengan membuka keran corong pemisah perlahan-lahan dan di tamping
didalam bejana
Kromatografi adalah
teknik pemisahan campuran berbagai wujud, baik padat, cair dan gas. Dasar
kromatografi adalah perbedaan daya serap suatu zat dengan zat lainnya. (Syukri
s. 1999).
BAB
3
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
- Sendok
- Gelas kimia 100 mL
- Corong gelas
- Tabung reaksi
- Corong pisah
- Cawan penguap
- Batang pengaduk
- Pipet tetes
- Enlemeyer
- Hot plate
- Neraca analitik
- Gelas ukur
3.1.2 Bahan-bahan
- Garam dapur
- Kapur tulis
- Pasir
- Naftalena (Kapur barus)
- Minyak goreng
- CuSO4.5H2O
- Norit
- Sirup
- Aquades
- Kertas saring
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Dekantasi
- Dimasukkan satu sendok pasir ke dalam gelas
kimia yang telah diisi air sebelumnya
- Diaduk air dan pasir tersebut
- Dibiarkan mengendap pasir tersebut
- Dituang air yang berada di bagian atas
3.2.2 Filtasi (Penyaringan)
- Digerus kapur tulis hingga menjadi bubuk
- Dimasukkan bubuk kapur tulis tersebut ke
dalam gelas kimia
- Dituangkan air secukupnya ke dalam gelas
kimia
- Diaduk agar tercampur antara kapur tulis dan
air
- Disiapkan corong kaca dan kertas saring
- Dilakukan penyaringn dengan kertas saring
tersebut
3.2.3 Penguapan
- Dimasukkan satu sendok CuSO4.5H2O
ke dalam 10 mL air pada tabung reaksi
- Diuapkan larutan tersebut, digunakan hot
plate untuk penguapan tersebut
- Dibiarkan hingga volumenya menjadi 5 mL
- Didingankan campuran tersebut
3.2.4 Sublimasi
- Digerus naftalena (kapur barus) hingga
menjadi bubuk
- Dimasukkan satu sendok naftalena (kapur
barus) dan sedikit garam ke dalam cawan penguap
- Ditutup cawan penguap dengan kertas saring
- Dilubangi kecil-kecil kertas saring yang
digunakan sebagai penutup tersebut
- Ditutupkan lagi dengan corong kaca cawan
penguap tersebut
- Disumbat leher corong kaca dengan kertas
3.2.5 Ekstraksi
- Dimasukkan air dan minyak goreng ke dalam
corong pisah
- Dikocok air dan minyak goreng tersebut
- Dibiarkan campuran tersebut hingga
campurannya (kedua cairan) tersebut memisah
- Dipisahkan lapisan bawah dan lapisan atas
- Dibuka keran penutup corong pisah agar
lapisan bawah terbuang
3.2.6 Adsorpsi
- Digerus norit hingga menjadi bubuk
- Dimasukkan satu sendok norit ke dalam kertas
saring
- Dituangkan sirup di atas kertas saring
tersebut
- Dibiarkan sirup tertampung di dalam gelas
kimia
3.2.7 Rekristalisasi
- Dilarutkan satu sendok garam dapur ke dalam
50 mL air
- Diaduk campuran tersebut
- Diuapkan larutan tersebut dengan hot plate
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
Tabel
Pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Dekantasi
a. Dimasukkan
satu sendok pasir ke dalam gelas kimia yang telah diisi air
b. Pasir
dibiarkan mengendap
c. Cairan
yang ada di bagian atasnya di tuang
d. Diamati
kejernihan air yang telah di tuang
|
- Air
dan pasir tidak menyapu (menjadi campuran heterogen)
- Pasir
mengendap ke bagian bawah
- Air
menjadi murni dan jernih kembali
|
2
|
Filtrasi (Penyaringan)
a. Kapur
tulis digerus hingga menjadi bubuk
b. Dimasukkan
bubuk kapur tulis ke dalam gelas kimia yang telah diisi air, kemudian diaduk
c. Disaring
dengan menggunakan kertas saring
d. Diamati
kejernihan filtratnya (air setelah disaring)
|
- Air
menyatu dengan kapur tulis, air menjadi putih keruh
- Kapur
tulis tertahan dikertas saring, karena pori-pori kertas saring sangat kecil
dan hanya dapat ditembus oleh air
- Air
menjadi murni dan jernih kembali
|
3
|
Penguapan
a. Dilarutkan
satu sendok CuSO4.5H2O ke dalam 10 mL air
b. Diuapkan
hingga volumenya menjadi 5 mL dan digunakan hot plate untuk penguapan
tersebut
c. Didinginkan
larutan tersebut
d. Diamati
warna kristal CuSO4.5H2O
|
-
Airnya menguap,
kandungan air dalam CuSO4.5H2O pun ikut menguap
-
CuSO4.5H2O
kembali menjadi kristal (CuSO4)
-
Warna kristal menjadi
lebih muda, karena kandungan airnya menguap
|
4
|
Sublimasi
a. Dimasukkan
satu sendok naftalena (kapur tulis) dan sedikit garam ke dalam cawan penguap
b. Cawan
penguap ditutup dengan kertas saring yang telah di lubangi kecil-kecil
c. Ditutup
lagi cawan penguap tersebut dengan corong kaca dengan posisi terbalik
d. Leher
corong kaca disumbat lalu diuapkan dengan menggunakan hot plate
e. Diamati
kristal-kristal yang telah menempel pada corong kaca
|
- Naftalena
(kapur barus) menyublim terlebih dahulu (tingkat menyublim pada naftalena /
kapur barus lebih tinggi daripada garam)
- Garam
masih tertinggal pada cawan penguap
- Naftalena
(kapur barus) yang menyublim menempel pada corong kaca
|
5
|
Ekstraksi
a. Air
dan minyak goreng dimasukkan ke dalam corong pisah, lalu dikocok
b. Setelah
dikocok, dibiarkan air dan minyak goreng terpisah
c. Dibuka
keran corong pisah untuk mengeluarkan air yang berada di bawah
|
- Dengan
memanfaatkan sifat kepolaran dari masing-masing zat dalam hal ini air dan
minyak goreng, maka air yang bersifat polar dan minyak goreng yang bersifat
non polar akan terpisah, meskipun pada awalnya bercampur
|
6
|
Adsorpsi
a. Digerus
norit hingga menjadi bubuk / serbuk
b. Sediakan
sirup
c. Diberikan
norit pada kertas saring sebanyak satu sendok
d. Tuang
sirup ke kertas saring, lalu lihatlah perubahan warna yang terjadi pada
filtrat
|
- Norit
merupakan adsorben
- Norit
menyerapwarna sirup
- Warna
sirup menjadi lebih muda / terang dari sebelumnya karena norit menjerap warna
yang ada pada sirup
|
7
|
Rekristalisasi
a. Diambil
satu sendok garam dapur dan dilarutkan dalam 50 mL air, kemudian diaduk
b. Uapkan
larutan tersebut dengan menggunakan hot plate
c. Amati
kristal yang terbentuk dan menempel pada gelas kimia
|
-
Air dan garam menjadi
campuran homogen
-
Air menguap dan garam
tertinggal di gelas kimia
-
Garam menjadi kristal
kembali dan menempel pada gelas kimia
|
4.2 Pembahasan
Proses pemisahan dan pemurnian
dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya untuk memisahkan campuran
heterogen antara pasir dan air dilakukan dengan cara dekantasi yaitu dengan
membiarkan pasir mengendap dibawah dan diperoleh kembali air yang murni dan
jernih. Memisahkan bubuk kapur tulis yang telah tercampur dengan air dapat
dilakukan dengan menuangkan campuran tersebut ke kertas saring, maka bubuk
kapur tulis dan air akan terpisah kembali antara bubuk kapur tulis dengan air.
Diperoleh kristal CuSO4 kembali dari proses penguapan dari campuran
satu sendok CuSO4.5H2O dengan 10 mL air. Pada proses
sublimasi, naftalena dan garam yang telah tercampur akan terpisah kembali,
karena naftalena dapat menyublim dengan cepat dan menempel pada corong kaca,
sedangkan garam tertinggal di cawan penguap. Dengan memanfaatkan sifat
kepolaran dari air dan minyak goreng, air yang bersifat polar dan minyak goreng
bersifat non polar akan terpisah, meskipun pada awalnya bercampur. Norit yang
merupakan adsorben akan menjerap warna yang ada pada sirup, sirup yang pada
awalnya berwarna kuning pekat akan menjadi lebih muda. Diperoleh kristal garam
dapur kembali dari campuran homogen air dan garam dapur, dengan proses
rekristalisasi yaitu menguapkan campuran tersebut di atas hot plate.
Pemisahan dan pemurnian dilakukan
untuk mendapatkan zat murni dari suatu campuran. Pemisahan dan pemurnian suatu
zat yang telah tercampur dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a.
Dekantasi, yaitu
pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara langsung. Prinsip kerja
dekantasi yaitu dilakukan karena perbedaan partikel, massa dan wujudnya yang
cukup besar. Zat / partikel pasir berada pada dasar beker gelas, hal ini
terjadi karena massa jenis pasir lebih besar dari massa jenis air.
b.
Filtrasi, yaitu
pembersihan partikel-partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada
medium penyaringan atau septem, yang diatasnya padatan akan terendapkan.
Prinsip kerjanya yaitu, pemisahan zat dari campurannya melalui penyaringan yang
didasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat yang bercampur dimana ukuran
partikel zat-zat yang bercampur dimana ukuran partikel lebih kecil dari lubang
penyaring akan melewati proses penyaringan sedangkan ukuran partikel yang lebih
besar akan tertahan.
c.
Penguapan, yaitu proses
perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi
gas (contohnya uap air). Prinsip kerjanya didasarkan pada salah satu zat yang
bercampur pada keadaan lewat jenuh, serta perbedaan titik didih zat tersebut.
d.
Sublimasi, yaitu
pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang mudah menyublim dengan cara
penyubliman melalui pemanasan. Salah satu zat dapat menyublim sedangkan yang
lainnya tidak ikut menyublim karena memiliki perbedaan titik leleh merupakan
prinsip kerja sublimasi, hal inilah yang terjadi pada campuran naftalena (kapur
barus) dan garam yang dipanaskan, dimana naftalena lebih cepat menguap
dibandingkan garam karena titik leleh naftalena lebih rendah dari garam.
e.
Ekstraksi adalah proses
pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan
tidak saling larut yang berbeda.
f.
Adsorpsi atau
penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun
gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan
akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada
permukaannya.
g.
Rekristralisasi, yaitu
pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara mengkristalkan komponen
tercampu dengan cara dipanaskan kemudian didinginkan. Rekristalisasi dapat
dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut.
Campuran
adalah gabungan dua atau lebih zat tunggal yang idak saling bereaksi dan
masing-masing komponen masih memiliki dan mempertahankan sifat-sifat asalnya.
Campuran meliputi:
1.
Larutan, yaitu campuran
yang bersifat homogen. Misalnya: larutan gula, larutan cuka, larutan garam, dan
lain-lain. Campuran homogen adalah campuran campuran yang dimana semua bagian
campuran memiliki susunan yang sama dan seragam sehingga sulit untuk dibedakan.
Campuran homogen juga disebut larutan.
2.
Suspensi, yaitu
campuran yang bersifat heterogen. Campuran heterogen merupakan campuran yang
penyusunnya tidak seragam atau tidak sama sehingga masih bisa dibedakan.
Misalnya: campuran tanah dengan batu kerikil.
3.
Dispersi koloid, yaitu
campuran yang bersifat antara homogen dan heterogen. Misalnya: susu, asap,
kabut dan lain-lain.
Secara
umum, “Like Dissolves Like” menerangkan tentang prinsip kelarutan dimana suatu
zat hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Dengan kata lain, zat yang
bersifat polar akan larut pada pelarut polar dan suatu zat non polar pun akan
larut pada pelarut yang non polar. Contoh pada proses ekstraksi, air yang
bersifat polar dan minyak yang bersifat non polar tak akan bisa bersatu karena
perbedaan sifat kepolarannnya.

Naftalena
(kapur barus) memiliki struktur sebagai berikut.

Minyak
goreng memiliki struktur sebagai berikut.



Pada
metode pemisahan dan pemurnian kita mengenal istilah adsorpsi, adsorpsi atau
penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun
gas terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan
akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbsi) pada permukaannya
saja. Contohnya pada percobaan yang telah dilakukan, norit sebagai adsorben
menjerap warna sirup yang dituangkan, digunakan pula untuk menjerap zat-zat
beracun (misalnya logam berat) dan zat-zat yang mahal untuk di recycle.
Sedangkan
absorpsi atau penyerapan dalam kimia adalah suatu fenomena fisik atau kimiawi
atau suatu proses sewaktu atom, molekul atau ion memasuki suatu fase limbak (bulk) lain yang bisa berupa gas, cairan
ataupun padatan. Proses ini berbeda dengan adsorpsi karena pengikatan molekul
dilakukan melalui volume dan bukan permukaan. Contohnya formalin yang berfase
cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses
absorpsi, pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2) dan absorpsi
obat.
Proses
pemisahan dan pemurnian ini seringkali kita aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya untuk memisahkan garam dari larutannya kita dapat
melakukan dengan melalui proses rekristalisasi, pada industri belerang juga memanfaatkan
proses rekristalisasi dengan cara pendinginan. Norit yang berfungsi sebagai
adsorben dapat membantu kita bila terserang diare untuk menjerap racun-racun
yang menganggu proses pencernaan. Dalam industri pengolahan parfum memanfaatkan
proses ekstraksi. Untuk memisahkan pasir dan air (sungai) memanfaatkan metode
dekantasi. Untuk memisahkan kapur tulis yang tercampur dengan air dapat
dilakukan dengan proses filtrasi (penyaringan).
Fungsi
perlakuan:
-
Digerus untuk
memperoleh bahan dalam bentuk serbuk atau bubuk.
-
Diaduk agar campuran
antara satu zat dengan zat lain tercampur.
-
Dituang agar zat yang
berada di bagian bawah dapat terpisah.
-
Disaring agar terpisah
antara zat pelarut dan zat terlarutnya.
-
Didinginkan agar
terpisah antara pelarut dan zat terlarutnya.
-
Diuapkan untuk melihat
zat mana yang dapat menguap dan tidak dapat menguap.
-
Dikocok agar antar zat
dapat tercampur.
-
Dilubangi agar zat yang
menguap dapat melewati kertas.
-
Disumbat agar zat yang
menguap tidak keluar dari corong gelas.
-
Dibiarkan untuk melihat
proses pemisahannya.
Faktor
kesalahan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: kesalahan akibat dari
perlakuan yang dilakukan tidak terurut, misalnya bahan yang seharusnya digerus
terlebih dahulu ternyata tidak digerus.
BAB
5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan
dengan cara dekantasi, filtrasi, adsorpsi, kristalisasi, sublimasi dan
ekstraksi pelarut.
- Prinsip pemisahan dan pemurnian
didasarkan pada perbedaan massa jenis, titik didih, ukuran partikel dan
kelarutan dari masing zat, baik zat pelarut maupun zat terlarut.
- Campuran homogen merupakan campuran yang
tidak dapat dibedakan antara zat-zat yang bercampur didalamnya seluruh bagian
campuran homogen memiliki sifat sama, sedangkan campuran heterogen merupakan
campuran yang mengandung zat-zat yang tidak dapat bercampur dengan zat lain
secara sempurna sehingga masih dapat dikenali atau diketahui perbedaan
sifat-sifat partikel dari zat yang bercampur tersebut seperti bentuk dan warna
5.2 Saran
- Diharapkan pada percobaan selanjutnya, digunakan
teknik pemisahan dan pemurnian dengan cara kromotografi destilasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad, M. Natsir, 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan
Istilah,
Jakarta: Gramedia,
Keenan, Charles W. dkk., 1992, Kimia Untuk Universitas
Jilid 2,
Jakarta : Erlangga.
Svehla, 1979, Buku
Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Semimikro, Jakarta : PT Kalman Media Pusaka
S., Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Penerbit ITB
S., Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: Penerbit ITB
How to Make Money Using the BetMGM Casino in 2021
BalasHapusIf you febcasino are looking to make money by playing on a casino, 바카라 사이트 you will need หารายได้เสริม to know how to bet on the sportsbook. The process involves a few clicks, which is