Sabtu, 27 Oktober 2012

kromatografi



PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Pada umumnya sebelum suatu senyawa diidentifikasi dan dapat di ukur kadarnya,perlu di pisahkan dari matriknya. Oleh karna itu, pemisahan merupakan lankah penting dalam analisi kualitatis.Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak berhubungan dengan sifat sepositif senyawa terukur.Pada kebanyakan analisis meliputi pengubahan cuplikan pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terrlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran.
Ada banyak teknik pemisahan/isolasi,diantaranya yaitu penyaringan, sublimasi, ekstraksi, kromotografi dan lain-lain. Dalam kegitan praktikum kali ini akan dilakukan teknik pemisahan antara kromotografi karna teknik ini yang paling banyak di gunakan. Pengetahuan yang cukup mengenai metode-metode pemisahan ini merupakan suatu keharusan bagi mereka yang berkecimpung di dunia sains, termasuk mahasiswa teknik.
Didalam praktikum kali ini kita akan mempelajari kromatografi-kromatografi secara harafiah terdiri dari dua kata yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti tulisan. Jadi, kromatografi adalah teknik pemisahan suatu zat yang didasarkan pada perbadaan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan, diantara dua fase, yaitu fase gerak dan fase diam.
Kromatografi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan jenis fase yang terlibat, antara lain :
-          Kromatografi gas-cair
-          Kromatografi gas- padat
-          Kromatografi cair-cair
-          Kromatografi cair-padat
Selain itu penggolongan kromatografi yang didasarkan pada teknik yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua yaitu kromatografi kolom dan kromatografi planar. Penggolongan kromatografi berdasarkan teknik pemisahan adalah kromatografi kolom adsorbsi dan kromatografi kolom partisi.
Dalam percobaan kali ini akan dilakukan perhitungan jarak pelarut dan komponen- komponen noda yang dipisahkan, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi jarak pelarut kita menggunakan pelarut polar, non polar dan semi polar. Selain itu kita juga akan menghitung nilai Rf dari masing-masing percobaan. Diharapkan dalam percobaan kali ini pengetahuan kromatografi dapat lebih mendalam.

1.2    Tujuan percobaan
-          Untuk mengetahui sifat-sifat pelarut yang di gunakan.
-          Untuk mengetahui fase diam dan fase gerak dalam percobaan kromatografi
-          Mengetahui harga Rf dari pemisahan satu senyawa sehingga dapat diketahui sifat senyawa dari pemisahan tersebut.















BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Kromatogrfi adalah kaedah pemisahan yang sangat penting. Penggunaan kromatografi pertama kali telah dikreditkan kepada seorang ahli botani rusia bernama Michel tswett apa bila pada 1903 beliau telah melaporkan pemisahan sampel pigmen berwarna melalui  turus yang terdapan dengan butir-butir kalsium karbonat yang halus. Pigmen yang terhasil daripada eksperimen itu telah diperoleh sebagai jalur-jalur berwarna didalam turus itu.Mungkin inilah yang member ilham kepada beliau untuk menggunakan kata kromatografi bagi teknik pemisahan ini bersempena dengan perkataan Greek kroma yang berarti warna dan grafi yang berarti tulis.
Pada masa ia mulai diperkenalkan, kaedah kromatografi kurang mendapat perhatian, sehingga pada tahun 1930-an, teori kromatografi mulai di gunakan untuk mencetuskan penggunaan kromatografi modern. Pada saat itu terdapat berbagai tehnik kromatografi.Penggunaan kromatografi tidak terbatas pada bidang kimia saja, bahkan kromatografi juga digunakan dalam bidang biologi, farmasi, pertanian, petrokimia dan sains alam sekitar. Ahli kimia menemukan bahwa kromatografi sangat berguna untuk memisahkan bahan-bahan dan menganalisis sampel yang kompleks.(Mohammad marsin sanagi, 1998)
Kromatografi dapat digunakan untuk memisahkan zat-zat penyusun yang terdapat dalam satu campuran.Pada pemisahan menggunakan metode kromatografi, sampel campuran dilewatkan pada permukaan zat inert (zat yang tidak reaktif / tidak mudah bereaksi secara kimia), seperti alumina, silica, atau kertas khusus.Dalam hal ini, zat inert merupakan fase diam karena tidak ikut bergerak bersama sampel campuran.Selain fase diam ada juga fase gerak.Fase gerak dapat berpa ganas atau cairan. Disebut fase gerak karena gas ata cairan tersebut akan bergerak bersama-sama sampel campuran melewati permukaan zat inert (fase diam). (Mirajuddin, Saktiono, Lutfi, 2006)
Kromatografi telah di definisikan terutama sebagai suat proses pemisahan yang dignakan untuk pemisahan campuran yang pada hakekatnya molekuler. Kromatografi bergantung pada pembagian ulang molekul-molekul campuran atom dua fase atau lebih. Tipe-tipe kromatografi mencakup kromatografi adsorpsi,kromatografi partisi cairan, dan pertukaran ion. Sistem utama yang digunakan dalam kromatografi partisi adalah : partisi gas, partisi cairan yang menggunakan alas tak bergerak (misalnya kromatografi kolom), kromatografi kertas dan lapisan tipis. Dalam tiap kasus terjadi distribusi antara fase cair yang terserap secara stasioner dan zat alir bergerak yang kontak secara karib dengan fase cair itu.Dalam kromatografi partisi cairan, fasae cair yang bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang diserapkan pada suatu pendukung, dalam kromatografi kertas pendukung itu adalah kertas atau kertas terolah, sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya disalurkan pada lempeng kaca atau lembaran pelastik. (J.Bassett, R.C Denney, G.H. Jeffrery, J. Medham, 1991)
Kromatografi adalah teknik pemisahan zat untuk analisis dan preparat dengan melarutkan campuran dalam fase bergerak (cairan atau gas), yang mengalir melalui fase stasioner; zat-zat yang hendak dipisah-pisahkan harus berinteraksi dengan fase stasioner dengan kuat yang berbeda-beda, interaksi ini dapat bersifat adsorpsi, partisi, pertukaran ion, pengayakan molekuler, atau lainnya.Dilihat dari macam fase gerak, dikenal kromatografi gas dan kromatografi cairan, yang kedua ini dapat berupa kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapisan tipis, kromatografi penukaran ion, dan sebagainya. Dahulu cara ini digunakan untuk memisah-misahkan zat warna sehingga diberi nama demikian (kromos’warna). (Hadiat, Moedjadi, Nyoman kertiasa, Sukarno, S.soeporno, 2004)
Cara kerja kromatografi perinsipnya campuran yang akan dipisahkan ditambahkan ke kolom yang didalamnya terdapat adsorben (fasa stasioner) dari ujung satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban  / pembawa yang cocok (fasa mobil) hingga mencapai ujung satunya. Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam kolom yang ditentukan oleh kekuatan adsorbsi / koefisien partisi antara fasa mobil dan fasa diam.
Contoh macam-macam kromatografi, antara lain :
1.                  Kromatografi kolom adalah kromatografi yang adsorbennya dimasukkan kedalam tabung (pipa) kaca. Adsorben tersebut berupa padatan dalam bentuk tepung, contohnya alumina. Setelah pemisahan masing-masing komponen terdapat didaerah tertentu dalam tabung. (Syukri, S. ,1999)
2.                  Kromatografi gas, kromatografi gas sendiri terdiri dari dua yaitu kromatografi gas cairan dengan mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat Gas Liquid Chromatography / GLC dan kromatografi gas padat dengan mekanisme pemisahan absorbs, tehnik kolom dan nama alat GSC / Gas Solid Chromatography. Namu GSC sekarang jarang digunakan sehingga pada umumnya yang disebut dengan GC saat ini adalah Gas Liquid Chromatography / GLC. Pada prinsipnya pemisahan dalam GC adalah disebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan distribusi analit diantara fase gerak dan fase diam didalam kolom pada kecepatan dan waktu yang berbeda.
3.                  Kromatografi cair (Liquid Chromatography), merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan ion atau molekul yang terlarut dalam suatu larutan, jika larutan sampel berinteraksi dengan fase stasioner, namun interaksinya berbeda dikarenakan  perbedaan daya serap (adsorption), pertukaran ion (ion exchange), partisi (partitoring), atau ukuran. Perbedaan ini membuat komponen terpisah satu dengan yang lain dan dapat dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati kolom. Terdapat beberapa jenis kromatografi cair, diantaranya ;
-          Reverse phase chromatography merupakan alat analitikal yang kuat dengan memadukan sifat hidrorobik serta rendahnya polaritas fase stasioner yang terikat secara kimia pada padatan inert seperti silica. Metode ini biasa di gunakan untuk proses ekstraksi, dan pemisahan senyawa yang tidak mudah menguap (non-volatile)
-          High performance lliquid chromatography (HPLC) mempunyai prinsip yang mirip dengan revorse phose. Hanya saja dalam metode ini, digunakan tekanan dan kecepatan yang tinggi. Kolom yang digunakan dalam HPLC lebih pendek dan berdiameter kecil, namun dapat menghasilkan beberapa tingkat aquilibrium dalam jumlah besar.
-          Size exclusion chromatography, atau yang dikenal juga dengan gel permeation atau filtration chromatography biasa digunakan untuk memisahkan dan memurnikan protein. Metode ini tidak melibatkan berbagai macam penyerapan dan sngat cepat. Perangkat kromatografi berpa gel berpori yang dapat memisahkan molekul besar dan berdiameter kecil. Molekul besar akan terelusi terlebih dahulu karena molekul tersebut tidak dapat penetrasi pada pori-pori.
4.                  Kromatografi pertukaran ion (ion exchange chromatography) bias di gunakan untuk pemurnian materi biologis, seperti asam amino, peptide, protein. Metode ini dapat dilakukan dalam dua tipe, yaitu dalam kolom maupun ruang datar (planar). Terdapat dua tipe pertukaran ion, yaitu pertukaran kation (cation exchange) dan pertukaran anion (anion exchange). Pada pertukaran kation, fase stasioner bermuatan negatif, sedangkan pada pertukaran anion, fase stasioner bermuatan positif. Molekul bermuatan yang berada pada fase cair akan melewati kolom. Jika muatan pada molekul sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan terelusi. Namn jika muatan pada molekul tidak sama dengan kolom, maka molekul tersebut akan membentuk akatan ionik dengan kolom. Untuk mengelusi molekul yang menempel pada kolom di perlakuan penambahan larutan dengan PH dan kekuatan ionik tertentu. Pemisahan dengan metode ini sangat efektif dan karena biaya untuk menjalankan metode ini merah serta kepastiannya tinggi, maka metode ini biasa digunakan pada awal proses keseluruhan.
5.                  Kromatografi partisi, prinsip kromatografi partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat diterapkan pada sistem multikomponen yang dibahas di bagian sebelumnya. Dan dalam kromatografi partisi, ekstraksi terjadi berulang dalam satu kali proses. Dalam percobaan, zat terlarut didistribusikan antara fasa stasioner dan fasa mobil. Fasa stasioner dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada adsorben dan fasa mobiladalah molekul pelarut yang mengisi ruang antar partikel teradsorbsi. Contoh khas kromatografi partisi adalah kromatografi kolom yang digunakan luas karena merpakan sangat efisien untuk pemisahan senyawa organik.
6.                  Kromatografi kertas, mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas ferinsipnya sama mekanisme pada kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat  saja beragam. Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan. Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asas-asam amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tdak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi ilmuan / kimiawan diakhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka. Kimiawan inggris Rhicard Laurence Milington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang menggunakan metode analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara fertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang terabsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketika pelarut mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang jarak tertentu. Dari nilai R,masing-masing asam amino diidentifikasi. Kromatografi kertaas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.
7.                  Kromatografi adsobsi, fasa diam dalam kromatografi adsorps disebut adsorben. Kromatografi adsorpsi adalah tipe kromatografi tertua, seperti yang dikerjakan Tsweet. Ketika cairan digunakan sebagai fasa geraknya, maka disebut Liquid Solid Chromatography (LSC) contohnya TLC dan HPLC. Jika fase gerak berupa gas disebut gas Gas Solid Chromatography (GSC) misal Gas Chromatography (GC). Dalam kromatografi adsorbs ada dua tipe gaya : gaya tarik solute pada adsorben (stationary phase). Gaya yang bekerja untuk mengeluarkan solute dari adsorben untuk bergerak bersama fase gerak.

            Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga RF :
                        RF =
Aplikasi kromatografi dalam berbagai bidang, antara lain :
a.            Pada bidang Bioteknologi
Dalam bidang bioteknologi kromatografi mempunyai peran yang sangat besar.Misalnya dalam penetuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obkek molekul yang harus di-prified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam biofarmasi. Kromatografi juga diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, vitamin dan molekul penting lainnya.
Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kramotografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga biasa bertahan lama.

b.           Pada bidang klinik
            Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang diderita pasien tersebut. seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok beratatau ringan dengan mengetahui konsentrasi  (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainya biasa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
            Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, atau lainnya, akan tetapi semua membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analitis dibandingkan dengan teknik kromatografi.
            Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama dalam membantu mengatasi permasalahan dalam duni bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan manusia secara umum.
c.           Pada bidang forensic
                Aplikasi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama dilihat dari segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa Black September tragedy mengguncang amerika pada tanggal 11 september 2001 yang ditandai dengan runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah Amerika Serikat. Demikian halnya di Indonesia yang marak dengan aksi peledakan bom yang terjadi dimana-mana.Perhatian dunia pun akhirnya mulai beralih dengan adanya peristiwa-peristiwa pengeboman / peledakan tersebut ke bahaya explosive (bahan peledak) dengan peningkatan cukup tajam.
                Kini kromatografi menjadi hal yang penting dalam menganalisis berbagai bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak. Hal ini di dorong karena dengan semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apasaja bahan peledak, maka akan mempercepat diambilnya tindakan oleh bagiankeamanan untuk mengatasi daerah-daerah yang terkena ledakan serta antisipasi meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan mengena tbuh manusia disekitar lokasi ledakan. Lebih jauh lagi, efek negatifnya terhadap lingkungan juga biasa diketahui.

d.      Dalam bidang lingkungan
                Salah satu permasalahan serius yang dihadapi Negara-negara berkembang dan Negara maju adalah persoalan global warming (permasalahan gelobal). Menurut survei National Institute For Environmental Studies, japan, tahun 2006 lalu, bahwa masyarakat dijepang memperkirakan tingkat pemanasan global merpakan masalah lingkungan paling serius dan tingkatannya hampir 7 (tujuh) kali lipat dari satu dekade yang lalu saat poling kali pertama dilakukan pada tahun 1997. Seiring dengan hal itu, permasalahan lingkungan pun semakin meningkat.Disinilah, teknik kromatografi mengambil peran paling penting dalam environmental analysis (analisis lingkungan) ini.
                Permasalahan lingkungan dapat dibagi menjadi 3(tiga) bagian : water hygien, soil hygiene dan air hygiene. Sebagai contoh kualitas air (missal : air ledeng, air sungai, air danau, air permukaan) dapat diketahui salah satunya dengan mengetahui jenis anion dan kation yang terkandung dalam sampel air tersebut sekaligus jumlahnya. Apakan mengandung logam-logam berbahaya atau tidak.














BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1     Alat dan Bahan
3.1.1  Alat-alat :
-    Gelas kimia 100 ml
-    Kertas saring
-    Cawan petri
-    Gunting
-    Tusuk sate/ lidi


3.1.2 Bahan- bahan :
-    Tinta hitam
-    Tinta biru
-    Tinta merah
-    Ekstrak mawar
-    Ekstrak kunyit
-    Ekstrak pandan
-     Etanol (Alkohol) 70 %
-   









3.2 Prosedur percobaan
12 cm
  1 cm
 1 cm
1,5 cm
7 cm
-        Dipotong kertas saring dengan ukuran seperti dibawah ini :

          (sebanyak 6 buah). Berikan garis pada atas dan bawah dengan pensil.
-                 Diberikan cuplikan (noda) pada kertas saring pada jarak dan besar yang sama.
-                 Kertas 1 : 3  noda tinta
-                 Kertas 2 : 3 noda ekstrak
-        Ditempelkan ujung kertas pada tusuk sate / lidi
-                 Dicelupkan pada pelarut aquades 20 ml, jangan sampai noda terendam pada pelarut
-                 Dihentikan proses kromatografi saat pelarut mencapai titik (x), atau waktu pencelpan telah mencapai 5 menit.
-                 Dikeringkan dalam oven.
-                 Diukur jarak tempuh masing-masing pelarut dan noda
-                 Diulangi prosedur diatas dengan mengganti pelarut aquades dengan  dan etanol 70 %







BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan pembahasan
No
Noda
Pelarut
Jarak noda
Jarak pelarut
RF
1
Ekstrak mawar
Aquades
Etanol 70 %
3,9 cm
1,7 cm
0,3 cm
5 cm
2,7 cm
2 cm
0,78
0,63
0,15
2
Ekstrak kunyit
Aquades
Etanol 70 %
3,9 cm
0,7 cm
0,8 cm
5 cm
2,7 cm
2 cm
0,78
0,26
0,4
3
Ekstrak pandan
Aquades
Etanol 70 %
0 cm
0 cm
0,9 cm
5 cm
2,7 cm
2 cm
0
0
0,45
4
Tinta merah
Aquades
Etanol 70 %
2,7 cm
1,3 cm
0 cm
5,3 cm
2,7 cm
2 cm
0,51
0,48
0
5
Tinta biru
Aquades
Etanol 70 %
3,7 cm
1,4 cm
0 cm
5,3 cm
2,7 cm
2 cm
0,7
0,52
0
6
Tinta hitam
Aquades
Etanol 70 %
3,9 cm
1,6 cm
0 cm
5,3 cm
2,7 cm
2 cm
0,72
0,59
0






4.2     Perhitungan
4.2.1  Ekstrak Mawar
-    Pelarut Aquades
     Rf =   = 0,78
-       Pelarut Etanol 70 %
                 Rf =  = 0,63 cm
-       Pelarut
             Rf =  = 0,15
4.2.2 Ekstrak Kunyit
-   Pelarut Aquades
            Rf =  = 0,78
-      Pelarut Etanol 70 %
      Rf =  = 0,26
-      Pelarut 
      Rf =   = 0,4
4.2.3  Ekstrak Pandan
-    Pelarut Aquades
            Rf =  = 0
-                 Pelarut etanol 70 %
     
      Rf =  = 0
-                Pelarut

Rf =  = 0,45


4.2.4   noda tinta merah
-           pelarut aquades

            Rf =  = 0,51
-                      Pelarut etanol 70 %
Rf =  = 0,48
-                       Pelarut
Rf =  = 0

4.2.5 Noda tinta biru
-           pelarut aquades

            Rf =  = 0,7
-                Pelrut etanol 70%
     
      Rf =  = 0,52
-                       Pelarut

Rf =  = 0
4.2.6 Noda tinta hitam
-            pelarut aquades

Rf =  = 0,74
-                 Pelarut etanol 70 %
     
      Rf =  = 0,59
-                      Pelarut
Rf =  = 0
4.3   Pembahasan
               Awal abad 20 kimiawan Rusia Mikhail Semenovich Tswett (1972- 1919) menyiapkan kolom yang diisi dengan , lalu ia menuangkan campuran pigmen tanaman yang dilarutkan dalam eter kedalam kolom tersebut. Hasilnya secara mengejutkan terpisahnya pigmen tadi dan membentuk lapisan berwarna sepanjang kolom. Selanjutnya ia menamakan metode ini dengan namakromatografi (1906). Lalu kimiawan Swiss Richard Martin Willstatter (1872- 1942) menggunakan metode ini untuk melakukan riset klorofilnya, dari sinilah kromatografi mulai popular digunakan.
               Pengertian umum kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi komponen-komponennya dengan bantuan perbedaan fisik masing-masing komponennya. Alat yang digunakan dalam metode kromatografi ini adalah sebuah kolom yang didalamnya diisikan fasa stasioner (padatan atau cairan)
               Berdasarkan jenis fase gerak yang digunakan, ada 2 (dua) klasifikasi dalam kromatografi, yaitu : kromatografi kertas dan kromatografi cairan. Pada kromarografi kertas fasa geraknya berupa gas, sedangkan pada kromatografi cairan, fasa geraknya berbentuk cairan.Pada kromatografi gas, fasa diamnya ditempatkan didalam sebuah kolom.Fasa diam ini dapat berupa suatu padatan atau suatu cairan yang didukung oleh butir-butir halus zat pendukung. Berdasarkan fasa diam yang berbeda, teknik ini dikenal sebagai kromatografi gas-padat (Gas Solid Chromatography/ GSC) dan kromatografi gas-cair (Gas Liquid chromatography/ GLC)
               Pada kromatografi cairan, fasa diam dapat ditempatkan dalam sebuah kolom, maupun dapat dibuat sebagi lapisan tipis diatas plat dari gelas atu aluminium.Teknik ini disebut sebagai kromatografi lapisan tipis (Thin Layer Chromatografi / TLC).Pada kromatografi cairan, sepotong kertas dapat digunakan sebagai fasa diam. Teknik ini dikenal sebagai kromatografi kertas. Kromatografi lapisan tipis dan kromatografi kertas diklasifikasikan sabagai kromatografi planar (datar) untuk membedakannya dari kromatografi yang menggunakan fasa diam didalam sebuah kolom. Teknik kromatografi cairan dengan fasa diam didalam kolom dikenal sebagai kromatografi cair-padat (Liquid Solid Chromatography / LSC), tergantung dari fasa diamnya, suatu padatan atau cairan. Berdasarkan interaksi kromatografi dikenal kromatografi adsorps, partisi, kromatografi penukar ion dan kromatografi permeasi gel.
               Kromatografi juga dapat diaplikasikan pada bidang lain :
a.       Pada bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat penting dan besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi objek molekl yang harus di-parified (dimurikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bias diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin, dan molekul penting lainnya.
b.      Dalam bidang dinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasikan fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat diketahui apakah dia perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi  (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bias memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
c.       Pada bidang forensik, aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama dilihat dari segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa Black September Tragedy mengguncang Amerika Serikat pada tanggal 11 september 2001 yang ditandai dengan runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah amerika serikat. Demikian juga yang terjadi di Indonesia. Kromatografi menjadi hal yang sangat penting dalam menganalisis berbagai bahan-bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak. Karena semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apasaja bahan peledak. Serta antisipasi meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan mengena tubuh manusia disekitar lokasi ledakan.
Pada percobaan kromatografi ini menggunakan 6 macam noda yang berbeda yaitu noda ekstrak mawar, noda ekstrak kunyit, noda ekstrak pandan, noda tinta merah, noda tinta biru dan noda tinta hitam. Dan juga menggunakan 3 pelarut berbeda yaitu aquades, etanol 70 % dan . Aquades merupakan pelarut yang bersifat polar, etanol merupakan pelarut yang bersifat semi polar dan  bersifat non polar.Hasil percobaan, ektrak mawar bersifat semi polar karena larut dalam pelarut aquades (polar), etanol 70 % (semi polar) dan  (non polar).Noda ekstrak kunyit bersifat semi polar karena ekstrak kunyit ikut naik pada semua pelarut (aquades yang bersifat polar, etanol 70 % yang bersifat semipolar serta  yang bersifat non polar).Noda ekstrak panda bersifat non polar karena hanya dapat larut/ikut naik pada pelarut  yang bersifat non polar.Noda tinta merah bersifat polar karena tidak ikut naik pada pelarut  yang bersifat non polar, tetapi hanya larut pada aquades (polar) dan etanol 70 % (semi polar).Begitu pula noda tinta biru dan hitam bersifat polar karena tidak ikut naik pada pelarut  yang bersifat non polar, hanya larut atau ikut naik pada pelarut aquades yang bersifat polar dan pelarut etanol 70 % yang bersifat semi polar.
         Kandungan pada tiap noda yang digunakan antara lain : pada ekstrak mawar mengandung saponin, kardenolin, flaponoid, serta mengandung vitamin c yang tidak kalah dengan buah jeruk. Pada kunyit atau kunir, kandungan kimianya adalah kurkminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetaksikmin dan bisdesmetaksikurkumin dan zat-zat bermanfaat lainnya. Kandungan zat kurkumin : R1 = R2 =  10 % desmetaksikurkumin : R1 = , R2 =  -5 % bisdemetoksikurkumin : R1 = R2 = H sisanya minyak sari / volatil oil (keton sesquitespen, turmeron, tmeon 60 %, zingiberan 25 %, felardren, sabinen, borneol dan sineil) lemak 1 -3%, karbohidrat 3%, protein 30 %, pari 8 %, vitamin C 45-55 %, garam-garam mineral (zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya. Pada ekstrak pandan mengandung alkaloid, saponin, flaponoida, tannin, poliferol, dan zat warna.Tinta merupakan media yang sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin, dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion plimer polar dengan resin tahan air), surfaktan (yaitu unsur basah yang menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan, kemungkinan penyebaran yang mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar dua cairan), materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material tertentu.

         Pelarut yang digunakan dalam percobaan ini ada 3 dan masing-masing memiliki sifat fisika dan sifat kimia , antara lain :
1.      Aquades
-          Sifat fisika air
-        Rumus molekul           :
-        Massa molar                 : 18,0153
-        Densitas dan fase         :0,998 3 a. 0,929 3, padatan
-        Titik lebur : 0 °C (273,15 K) (32 °F)
-        Titik didih : 100 °C (373,15 K) (212 °F)
-        Penampilan : cairan tak berwarna, tidak berbau
-            Sifat kimia air :
-        Pelarut yang baik
-        Memiliki pH 7 (netral)
-        Bukan merupakan zat pengoksidasi kuat
-        Lebih bersifat reduktor daripada oksidator
-       Reaksi oksidasi dari air sendiri dapat terjadi jika direaksikan dengan logam alkali atau alkali tanah. Ca + 2H2O           Ca2



2.        Etanol (alkohol)
-            Sifat fisika etanol :
-       Mempnyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama,disebabkan antara molekul alcohol membentuk ikatan hidrogen
-       Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah satu alkali baik alifatis maupun siklik
-       Dalam alcohol semakin banyak cabang, semakin rendah titik didihnya
-       Alcohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan
-            Sifat kimia etanol
-       Mdah terbakar
-       Bentuk fasa pada suhu ruang
o   Dengan  C 1 s/d 4 berpa gas atau cair
o   Dengan C 5 s/d 9 berupa cairan kental seperti minyak
o   Dengan C 10 atau lebih berupa zat padat
-       Dapat dibuat dari fermentasi karbohidrat
3.          (karbon tetraklorida)
-       Sifat fisika CCl4
-       Berbentk cair
-       Densitas : pada suhu 20 °C 2,238
-       Tidak berwarna
-       ∆Hf ° : -135,44
-       Memiliki ba khas
-       Sifat kimia CCl4
-       Sangat reaktif terhadap zat lain
-       Dapat diisolasi
-       Baracun
-       Tidak larut dalam air
-       Tidak stabil

Fungsi perlakuan dalam percobaan kromatografi ini adalah :
-                 Dipotong kertas saring dengan ukuran yang telah ditentukan sebanyak 6 buah
-                 Diberikan cuplikan (noda) pada kertas saring pada jarak dan besar yang sama, kertas 1 : 3 noda tinta, kertas 2 3 noda ekstrak.
-                 Ditempelkan ujung kertas pada tusuk sate / lidi
-                 Dicelupkan pada pelarut aquades 20 ml, jangan sampai noda terendam pada pelarut.
-                 Dihentikan proses kromatografi saat pelarut mencapai titik (x) atau waktu pencelupan telah mencapai 5 menit.
-                 Dikeringkan dalam oven.
-                 Diukur jarak masing-masing pelarut dan noda setelah pencelupan.
-                 Diulangi prosedur diatas dengan mengganti pelart aquades dengan CCl4 dan etanol 70 %.
Perlakuan ini bertujuan agar praktikan mengetahui proses kromatografi yang terjadi pada setiap noda yang diberikan dengan pengaruh terhadap masing-masing pelarut.

Faktor kesalahan dalam percobaan kromatografi ini adalah :
-            Pemberian cuplikan (noda)  tidak sama besar
-            Kurang teliti dalam proses perhitungan / menentukan jarak tempuh noda
-            Gelas kimia yang digunakan belum steril sehingga mempengaruhi larutan N – heksan.
   Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya.Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifan yang berbeda.Contoh :H2O,HCL, HF, HI dan HBr dan 3 noda tinta pada percobaan.
Senyawa semi polar adalah senyawa yang dapat larut dalam pelarut polar maupun senyawa non polar.Contohnya : noda ekstrak kunyit dan noda ekstrak mawar pada percobaan.
Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai keelektronegatifan yang sama / hampir sama. Contoh :O2,CO2,CH4, dan  serta noda ekstrak pandan pada percobaan.
Perinsip percobaan
Perinsip kerja kromatografi adalah pemisahan dua atau lebih senyawa dalam suatu campura berdasarkan perbedaan berat molekulnya.
























BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
-      sifat pelarut aquades adalah polar, pelarut etanol semi polar, dan pelarut  adalah non polar
-      fase diam adalah salah satu laju reaksi pada ekstrak atau sampel yang digunakan pada praktikm tidak bergerak atau tetap pada posisinya, dimana fase diam pada praktikum kromatografi adalah kertas saring. Fase gerak adalah suatu laju reaksi pada ekstrak atau sampel yang digunakan pada praktikum bergerak atau berpindah  dari posisi awalnya, dimana fase gerak pada praktikum kromatografi ialah pelarut
-      untuk pelarut etanol, sampel hitam, merah dan biru tidak terdapat noda sehingga Rfnya 0. Dan pada sampel merah terdapat noda merah bata, oranye, dan merah lembayung.Dengan demikian noda merah bersifat polar.

5.2 Saran
       Sebaiknya ditambah lagi bahan yang digunakan seperti ekstrak jahe, tinta hijau, tinta kuning.Agar dapat mengetahi dan membandingkan antara bahan yang satu dengan yang lainnya dalam percobaan kromatografi.












DAFTAR PUSTAKA

Basset,J., R.C. Denney, G.H. Jeffery. J. Mendhom. 1991. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Organik. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC

Hadiat, Moedjadi, Nyoman Kertiasa, Sukarno, S. Soepomo. 2004. Kamus Sains. Jakarta : Balai pustaka

S. Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : Penerbit ITB

Sanagi, Mohammad Marsin. 1998. Teknik Pemisahan dan Analisis Kimia. Malaysia : Universitas Teknologi Malaysia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar